Ultras, yang berasal dari bahasa latin "Ultra" yang berarti lebih. Yang mendukung timnya lebih dari siapapun.
Mereka rela berdiri 90 menit, bernyanyi, melakukan koreografi, sambil menyalakan flare, walaupun di kala panas ataupun hujan.
Seorang Ultra lebih sering terlihat di stadion tanpa menggunakan pakaian tim favoritnya. Tetapi ada dari sebagian mereka yang juga memakai atribut timnya.
Ketika orang melihat tingkah laku Ultra, mungkin sebagian orang merasa aneh atau di dalam hati mereka berpikir seorang Ultra sama saja seperti supporter lain yang rusuh. Padahal, seorang Ultra sejati tidak akan menyerang suporter lawan jika tidak di serang. Dan mereka akan menolong jika di perlukan.
Mereka lah suporter kreatif yang berbeda dari yang lainnya, yang tidak pernah lelah mendukung tim kesayangannya. Mereka mempunyai mentalitas yang sama. Mereka saling berbagi satu sama lain dan saling menolong satu sama lain.
Yang tua akan mengajari kepada yang lebih muda. Yang lebih muda pun harus menghormati yang lebih tua. Yang lebih muda pun akan senang apabila belajar kepada yang lebih tua.
Ultra tidak akan melakukan kekerasan tanpa alasan. Itu hanya cara bertahan hidup dari krisis sosial, acara tv yang bodoh, disko yang terus menarik remaja, dan tindakan represif yang tidak dapat di benarkan.
Mereka adalah orang-orang yang perduli kepada lingkungannya, kepada tempat tinggalnya, terutama kepada negara-nya.
Jadi, sudah tau bedanya Ultra ini dengan suporter lain?
Silahkan terus anggap kami ini si perusuh yang sama saja seperti yang lain. Kami tidak perduli. Dan kami memang tidak ingin di perdulikan.
Salam.
Saturday, September 21, 2013
Saturday, August 17, 2013
Anak-anakmu
Anak-anakmu
Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu
Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri
Mereka terlahir melalui engkau tapi bukan darimu
Meskipun mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmu
Pada mereka engkau dapat memberikan cintamu, tapi bukan pikiranmu
Karena mereka memiliki pikiran mereka sendiri
Engkau bisa merumahkan tubuh-tubuh tapi bukan jiwa mereka,
Karena jiwa-jiwa itu tinggal di rumah hari esok, yang tak pernah dapat engkau kunjungi meskipun dalam mimpi
Engkau bisa menjadi seperti mereka, tapi jangan coba menjadikan mereka sepertimu
Karena hidup tidak berjalan mundur dan tidak pula berada di masa lalu
Engkau adalah busur-busur tempat anak-anakmu menjadi anak-anak panah yang hidup diluncurkan
Sang pemanah telah membidik arah keabadian, dan ia meregangkanmu dengan kekuatannya sehingga anak-anak panah itu dapat meluncur dengan cepat dan jauh
Jadikanlah tarikan tangan sang pemanah itu sebagai kegembiraan
Sebab ketika ia mencintai anak-anak panah yang terbang, maka ia juga mencintai busur yang telah diluncurkannya dengan sepenuh kekuatan.
By : Kahlil Gibran
Anak-anakmu bukanlah anak-anakmu
Mereka adalah anak-anak kehidupan yang rindu akan dirinya sendiri
Mereka terlahir melalui engkau tapi bukan darimu
Meskipun mereka ada bersamamu tapi mereka bukan milikmu
Pada mereka engkau dapat memberikan cintamu, tapi bukan pikiranmu
Karena mereka memiliki pikiran mereka sendiri
Engkau bisa merumahkan tubuh-tubuh tapi bukan jiwa mereka,
Karena jiwa-jiwa itu tinggal di rumah hari esok, yang tak pernah dapat engkau kunjungi meskipun dalam mimpi
Engkau bisa menjadi seperti mereka, tapi jangan coba menjadikan mereka sepertimu
Karena hidup tidak berjalan mundur dan tidak pula berada di masa lalu
Engkau adalah busur-busur tempat anak-anakmu menjadi anak-anak panah yang hidup diluncurkan
Sang pemanah telah membidik arah keabadian, dan ia meregangkanmu dengan kekuatannya sehingga anak-anak panah itu dapat meluncur dengan cepat dan jauh
Jadikanlah tarikan tangan sang pemanah itu sebagai kegembiraan
Sebab ketika ia mencintai anak-anak panah yang terbang, maka ia juga mencintai busur yang telah diluncurkannya dengan sepenuh kekuatan.
By : Kahlil Gibran
Monday, July 8, 2013
Sedikit Tulisan Pengantar Rindu
Rindu..
Kalimat yang cocok untuk menggambarkan suasana hati saya saat ini.
Bukan kepada seorang wanita, keluarga, atau kerabat. Melainkan kepada salah satu klub yang saya cintai, yaitu Persikad Depok.
Musim telah berakhir, Persikad pun belum bisa lolos menuju ISL. Belum ada kabar terbaru lagi mengenai club tercinta ini.
Banyak yang bertanya, "Bagaimana nasib Persikad musim depan?" Hehehe berdoa saja supaya musim depan kita bisa melihat Persikad kembali bermain di Divisi Utama.
Pasalnya, Persikad memang selalu seperti ini. Ketika musim sudah berakhir, tidak ada kabar apapun, rasanya Persikad langsung menghilang begitu saja. Tak jelas pergi kemana.
Dan ketika mau memasuki awal musim, Persikad tiba-tiba muncul.
Easy come, easy go.
Ya, rindu.
Sangat rindu ketika kami memberikan semangat kepada para pahlawan kami di lapangan. Kami teriakan nama mereka, memberikan semangat, membakar flare, tanpa kenal lelah. Hanya itu yang bisa kami berikan. Tak ada lagi yang bisa kami berikan selain support, support, dan support.
Sangat rindu ketika kami berteriak dengan bangga ketika para pemain berhasil mencetak gol. Di saat itulah biasanya flare kami gunakan. Semua bersorak sorai, terlihat senyuman dari para pemain dan penonton, rasanya sangat indah.
Sangat rindu ketika kami masuk ke lapangan seusai pertandingan, berpelukan dengan pemain, memberikan selamat dan semangat. Kami selalu ada untuk mereka.
Semoga rindu ini cepat teratasi.
Semoga Persikad bisa kembali musim depan dengan semangat dan harapan baru.
Kami siap mendukung sampai kapan pun.
Salam.
Kalimat yang cocok untuk menggambarkan suasana hati saya saat ini.
Bukan kepada seorang wanita, keluarga, atau kerabat. Melainkan kepada salah satu klub yang saya cintai, yaitu Persikad Depok.
Musim telah berakhir, Persikad pun belum bisa lolos menuju ISL. Belum ada kabar terbaru lagi mengenai club tercinta ini.
Banyak yang bertanya, "Bagaimana nasib Persikad musim depan?" Hehehe berdoa saja supaya musim depan kita bisa melihat Persikad kembali bermain di Divisi Utama.
Pasalnya, Persikad memang selalu seperti ini. Ketika musim sudah berakhir, tidak ada kabar apapun, rasanya Persikad langsung menghilang begitu saja. Tak jelas pergi kemana.
Dan ketika mau memasuki awal musim, Persikad tiba-tiba muncul.
Easy come, easy go.
Ya, rindu.
Sangat rindu ketika kami memberikan semangat kepada para pahlawan kami di lapangan. Kami teriakan nama mereka, memberikan semangat, membakar flare, tanpa kenal lelah. Hanya itu yang bisa kami berikan. Tak ada lagi yang bisa kami berikan selain support, support, dan support.
Sangat rindu ketika kami berteriak dengan bangga ketika para pemain berhasil mencetak gol. Di saat itulah biasanya flare kami gunakan. Semua bersorak sorai, terlihat senyuman dari para pemain dan penonton, rasanya sangat indah.
Sangat rindu ketika kami masuk ke lapangan seusai pertandingan, berpelukan dengan pemain, memberikan selamat dan semangat. Kami selalu ada untuk mereka.
Semoga rindu ini cepat teratasi.
Semoga Persikad bisa kembali musim depan dengan semangat dan harapan baru.
Kami siap mendukung sampai kapan pun.
Salam.
Tuesday, May 28, 2013
10 Quotes From The Legends
"Music is everybody's possession. It's only publishers who think that people own it." -John Lennon
"When I'm lying in my bed I think about life and I think about death and neither one particularly appeals to me." -Morrissey
"Music is my religion." -Jimi Hendrix
"If you're feeling emotional when you're creating something, it'll sound that way." -Steve Vai
"I don't stand for the black man's side, I don't stand for the white man's side. I stand for God's side." -Bob Marley
"Music is a higher revelation than all wisdom and philosophy." -Ludwig Van Beethoven
"To be a liar, you've got to have a great memory, and I don't have a memory." -Ozzy Osbourne
"I'm so happy because today I found my friends - they're in my head." -Kurt Cobain
"Whoever controls the media, controls the mind." -James Douglas Morrison
"If you enter this world knowing you are loved and you leave this world knowing the same, then everything that happens in between can be dealt with." -Michael Jackson
"When I'm lying in my bed I think about life and I think about death and neither one particularly appeals to me." -Morrissey
"Music is my religion." -Jimi Hendrix
"If you're feeling emotional when you're creating something, it'll sound that way." -Steve Vai
"I don't stand for the black man's side, I don't stand for the white man's side. I stand for God's side." -Bob Marley
"Music is a higher revelation than all wisdom and philosophy." -Ludwig Van Beethoven
"To be a liar, you've got to have a great memory, and I don't have a memory." -Ozzy Osbourne
"I'm so happy because today I found my friends - they're in my head." -Kurt Cobain
"Whoever controls the media, controls the mind." -James Douglas Morrison
"If you enter this world knowing you are loved and you leave this world knowing the same, then everything that happens in between can be dealt with." -Michael Jackson
Saturday, May 25, 2013
Support Your Local Club. Your Club Needs You!
Seberapa cintakah kamu dengan klub luar? Seberapa cintakah kamu dengan klub lokal mu sendiri?
Ya, itu pertanyaan yang terus menghantui saya. Dulu saya sangat setia, sangatlah cinta dan loyal kepada klub luar. Jika klub favorit saya bermain, saya akan usahakan sesempatnya menonton, ataupun nobar walau itu larut malam.
Saya berdiri di depan layar proyektor yang ukurannya tidak terlalu besar dan gambar yang terkadang tidak terlalu jelas. Saya melakukan chant hingga suara habis, berteriak, melompat dengan senangnya jika klub favorit saya mencetak goal. Terkadang saya menjadi sombong karena klub favorit saya menjuarai liga atau kejuaraan lainnya. Saya merasa bangga saat itu.
Cukup lama saya di dunia tersebut. Sampai suatu hari muncul pertanyaan di benak saya, "Seberapa cintakah kamu dengan klub luar? Seberapa cintakah kamu dengan klub lokalmu sendiri?".
Saya mulai berpikir, kita mempunyai Liga di negara ini, kita mempunyai klub di masing-masing kota di negara ini, kenapa saya tidak support mereka? Kenapa saya terus-terusan mendukung klub luar?
Dan saya semakin tersadar, atas apa yang saya lakukan kemarin. Saya kembali berpikir, ketika saya chanting, bersorak gembira, menangis haru di depan proyektor, apakah klub luar merasakan apa yang saya rasakan? Apakah mereka bertepuk tangan atas support kita secara langsung? Jawabannya, tidak. Ini fanatisme buta, kawan.
Bahkan ada di antara mereka, hingga berkelahi karena klub favoritnya di hina.
Di dalam hati saya bertanya sambil tertawa,"Klub yang mereka tonton kan ada di luar negeri sana ya? Jika salah satu di antara mereka ada yang mati, apakah klub luar akan perduli dan memberi sumbangan padanya? Apa sebenarnya sih yang mereka bela? Mereka pun mungkin tidak pernah melihat klub favoritnya secara langsung." Sekali lagi, ini buta.
Akhirnya saya meninggalkan fanatisme tersebut. Saya mulai mendukung klub kota saya sendiri.
Saya mulai pergi ke stadion, menonton klub kota sendiri dengan penuh bangga. Dan semakin tidak sabar ingin melihat mereka bermain.
Sesampainya di stadion, saya menonton, chanting, menyalakan flare dan smoke bomb, melompat kegirangan karena klub kota saya sendiri mencetak goal. Dan ini real!
Sesudah pertandingan, tim juga memberikan terima kasih atas support kami selama ini, mereka memberikan tepuk tangan, mereka berterima kasih, dan mereka gembira.
Hati kecil saya langsung berbisik, "Ini lah the real football, tak ada yang buta di sini.".
Selama ini saya hanya menonton di depan proyektor, hingga suara habis dan tak ada yang bisa mendengarkan apa yang saya suarakan.
Sekarang saya berteriak, chanting hingga suara habis di stadion, dan mereka mendengarkan apa yang kami suarakan. Mereka berterima kasih secara langsung atas support kami.
Memang, tak ada salahnya mendukung klub luar. Tapi saya cuma sekedar mengingatkan, "YOUR CLUBS NEEDS YOU!"
Mereka membutuhkan support dari kalian. Mereka ingin dukungan kalian. Mereka ingin di tonton langsung oleh kota nya sendiri.
Kawan, sekali lagi saya ingin bilang, tak ada salahnya kalian mendukung klub luar, tapi mari kita tengok lagi klub kota kita sendiri. Mari lah kita datang ke stadion, membeli tiket, dan mendukung mereka yang butuh dukungan kita. Kita chanting bersama-sama disana, kita menyalakan flare dan smoke bomb disana, kita bersorak sorai bersama disana.
Sekarang saya pun semakin cinta kepada klub kota saya sendiri. Rasanya ingin setiap hari menonton mereka. Hehehe. Klub Eropa lama-lama semakin biasa saja untuk di lihat, ya karena saya sudah tersadar, dan saya berpikir kalau apa yang saya tonton sekarang ini adalah "The Real Football."
Mari support klub lokal kalian. Datanglah ke stadion, beli tiket dan ramaikan.
Tobat yuk tobat! :p
Keep The Faith, No Surrender.
Salam.
Ya, itu pertanyaan yang terus menghantui saya. Dulu saya sangat setia, sangatlah cinta dan loyal kepada klub luar. Jika klub favorit saya bermain, saya akan usahakan sesempatnya menonton, ataupun nobar walau itu larut malam.
Saya berdiri di depan layar proyektor yang ukurannya tidak terlalu besar dan gambar yang terkadang tidak terlalu jelas. Saya melakukan chant hingga suara habis, berteriak, melompat dengan senangnya jika klub favorit saya mencetak goal. Terkadang saya menjadi sombong karena klub favorit saya menjuarai liga atau kejuaraan lainnya. Saya merasa bangga saat itu.
Cukup lama saya di dunia tersebut. Sampai suatu hari muncul pertanyaan di benak saya, "Seberapa cintakah kamu dengan klub luar? Seberapa cintakah kamu dengan klub lokalmu sendiri?".
Saya mulai berpikir, kita mempunyai Liga di negara ini, kita mempunyai klub di masing-masing kota di negara ini, kenapa saya tidak support mereka? Kenapa saya terus-terusan mendukung klub luar?
Dan saya semakin tersadar, atas apa yang saya lakukan kemarin. Saya kembali berpikir, ketika saya chanting, bersorak gembira, menangis haru di depan proyektor, apakah klub luar merasakan apa yang saya rasakan? Apakah mereka bertepuk tangan atas support kita secara langsung? Jawabannya, tidak. Ini fanatisme buta, kawan.
Bahkan ada di antara mereka, hingga berkelahi karena klub favoritnya di hina.
Di dalam hati saya bertanya sambil tertawa,"Klub yang mereka tonton kan ada di luar negeri sana ya? Jika salah satu di antara mereka ada yang mati, apakah klub luar akan perduli dan memberi sumbangan padanya? Apa sebenarnya sih yang mereka bela? Mereka pun mungkin tidak pernah melihat klub favoritnya secara langsung." Sekali lagi, ini buta.
Akhirnya saya meninggalkan fanatisme tersebut. Saya mulai mendukung klub kota saya sendiri.
Saya mulai pergi ke stadion, menonton klub kota sendiri dengan penuh bangga. Dan semakin tidak sabar ingin melihat mereka bermain.
Sesampainya di stadion, saya menonton, chanting, menyalakan flare dan smoke bomb, melompat kegirangan karena klub kota saya sendiri mencetak goal. Dan ini real!
Sesudah pertandingan, tim juga memberikan terima kasih atas support kami selama ini, mereka memberikan tepuk tangan, mereka berterima kasih, dan mereka gembira.
Hati kecil saya langsung berbisik, "Ini lah the real football, tak ada yang buta di sini.".
Selama ini saya hanya menonton di depan proyektor, hingga suara habis dan tak ada yang bisa mendengarkan apa yang saya suarakan.
Sekarang saya berteriak, chanting hingga suara habis di stadion, dan mereka mendengarkan apa yang kami suarakan. Mereka berterima kasih secara langsung atas support kami.
Memang, tak ada salahnya mendukung klub luar. Tapi saya cuma sekedar mengingatkan, "YOUR CLUBS NEEDS YOU!"
Mereka membutuhkan support dari kalian. Mereka ingin dukungan kalian. Mereka ingin di tonton langsung oleh kota nya sendiri.
Kawan, sekali lagi saya ingin bilang, tak ada salahnya kalian mendukung klub luar, tapi mari kita tengok lagi klub kota kita sendiri. Mari lah kita datang ke stadion, membeli tiket, dan mendukung mereka yang butuh dukungan kita. Kita chanting bersama-sama disana, kita menyalakan flare dan smoke bomb disana, kita bersorak sorai bersama disana.
Sekarang saya pun semakin cinta kepada klub kota saya sendiri. Rasanya ingin setiap hari menonton mereka. Hehehe. Klub Eropa lama-lama semakin biasa saja untuk di lihat, ya karena saya sudah tersadar, dan saya berpikir kalau apa yang saya tonton sekarang ini adalah "The Real Football."
Mari support klub lokal kalian. Datanglah ke stadion, beli tiket dan ramaikan.
Tobat yuk tobat! :p
Keep The Faith, No Surrender.
Salam.
Ronnie Carvalho dan Kebangkitan Persikad
Ronnie Carvalho, pemain yang baru di beli tim Sepak Bola kebanggaan kota Depok, yaitu Persikad, bisa di bilang sangatlah berpengaruh untuk tim. Sejak pembeliannya, striker asal Brazil itu telah mencetak 4 goal dalam 2 pertandingan yang baru dia ikuti ini. Walaupun masih baru di Persikad, dan baru bermain 2 kali, dia langsung membawa Persikad menuju kemenangan.
Sebelumnya, Persikad bermain tidak menggunakan Pemain Asing, 100% asli Indonesia.
Di paruh musim, Persikad membeli 2 pemain asing, yaitu Agwa dan Ronnie Carvalho. Dan terlihat jelas, pembelian keduanya tidak lah sia-sia. Sebelumnya Persikad terus mengalami kekalahan dan hasil seri. Namun sekarang, 2 kemenangan berturut-turut mereka raih.
Para pemain yang lain pun sudah mulai menunjukan permainan indahnya, mereka sangat bersemangat menghadapi pertandingan seperti biasanya.
Saat melawan Persitara di kandang sendiri, mereka mampu mengalahkan tim tersebut dengan skor 3-2. Salah 1 goalnya dari kaki Carvalho ini.
Dan di pertandingan selanjutnya melawan Persipur di kandang sendiri, mereka mampu menaklukan lawannya 4-0. Di sini Carvalho melakukan Hat-trick. Permainan Carvalho pun semakin indah.
Tim pasti sangat senang dengan apa yang di tunjukan Carvalho.
Tidak hanya itu. Carvalho juga sosok yang sangatlah bersahabat dan murah senyum.
Contohnya, ketika saya masuk lapangan dan menyapanya lalu memberikan selamat atas kemenangan, dia pun menjawab sambil tersenyum, "Tenang, perjalanan masih lama."
Yap, Carvalho benar. Perjalanan masih lama, masih panjang, dan masih banyak lawan yang lebih kuat lagi nantinya.
Tetapi perlu di ingat, Persikad akan terus berusaha memberikan yang terbaik untuk kotanya, Depok.
Apakah ini awal dari kebangkitan Persikad? Jujur, saya melihat tim ini bermain sangatlah baik di setiap pertandingannya, seperti menguasai Ball Possesion dan Passing. Mereka melakukan operan satu-dua dengan sangat pas, cermat, dan terukur.
Dan sekarang dengan sentuhan terakhir dari Ronnie Carvalho, permainan Persikad semakin menjadi lebih indah.
Semoga saja Persikad bisa terus survive. Dan terlepas dari posisi juru kunci.
Salam.
Guess who's back? :D
Halloooo para pembaca yang budiman.
Tebak siapa yg kembali? Hehehe
Setelah lama tidak menulis di sini, saya akhirnya memutuskan kembali menulis lagi nih.
Kemarin-kemarin saya sempat sibuk menjalankan aktifitas yang lainnya.
Langsung saja, ada yang mau saya sampaikan kepada kalian.
Jadi begini, hari ini saya baru dapat ide, sepertinya ada sesuatu yang perlu saya tambah di blog ini.
Kalau kemarin yang saya bilang, di sini bakalan cuma jadi tempat tulisan tentang Sepak Bola dan Musik saja, sepertinya sekarang akan saya tambah.
Saya bakal bikin cerita serial di sini. Yang akan keluar seminggu sekali setiap hari Minggu. Tentang apapun. Bakalan seru yang pasti.
Dan untuk tanggal keluarnya serial yang pertama, nanti akan saya beri tau lebih lanjut lagi.
Jadi untuk kalian semua, simak terus blog ini. Dan jangan lupa ajak temen-temen kalian buat baca di sini.
Mungkin hanya itu saja yang ingin saya sampaikan ke kalian.
Mohon doa restu nya. Terima kasih.
Salam.
Tebak siapa yg kembali? Hehehe
Setelah lama tidak menulis di sini, saya akhirnya memutuskan kembali menulis lagi nih.
Kemarin-kemarin saya sempat sibuk menjalankan aktifitas yang lainnya.
Langsung saja, ada yang mau saya sampaikan kepada kalian.
Jadi begini, hari ini saya baru dapat ide, sepertinya ada sesuatu yang perlu saya tambah di blog ini.
Kalau kemarin yang saya bilang, di sini bakalan cuma jadi tempat tulisan tentang Sepak Bola dan Musik saja, sepertinya sekarang akan saya tambah.
Saya bakal bikin cerita serial di sini. Yang akan keluar seminggu sekali setiap hari Minggu. Tentang apapun. Bakalan seru yang pasti.
Dan untuk tanggal keluarnya serial yang pertama, nanti akan saya beri tau lebih lanjut lagi.
Jadi untuk kalian semua, simak terus blog ini. Dan jangan lupa ajak temen-temen kalian buat baca di sini.
Mungkin hanya itu saja yang ingin saya sampaikan ke kalian.
Mohon doa restu nya. Terima kasih.
Salam.
Subscribe to:
Posts (Atom)